MISTERI BUKIT MENJULUK

Wong mbohol

Kisah ini terjadi pada tahun 2006 pada saat saya masih membujang. Saat itu saya sebagaiPembina komunitas siswa pecintaalam. Memang saya sangat minatpada dunia petualangan dan supranatural. Oleh karena itu saya mengagendakan kegiatan safari camp pada liburan sekolah. Tujuan kami adalah Bukit Menjuluk di Sedayulawas, Kec. Brondong, Kab. Lamongan. Pada saat itu memang sedang in tayangan televisi berbau misteri. Untuk itu kami bekerjasama dengan salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya. Kami sepakatacara safari camp kami
diliput untuk sebuah acara tv itu. Tibalah pada hari yang ditentukan, setelah seremonial diaula, sekolah rombongan kami yang berjumlah 25 orang bergegas berangkat bersama krutv itu. Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, tibalah rombongan di Masjid Besar Sedayulawas. Di sebelah barat masjid itu terdapat makam kuno milik ayahanda Sunan Sendang yang bernama Syeikh Abdul Qohar dari Timur Tengah. Rombongan / Tim kami berziarahsejenak di makam itu, lalu kami lanjutkan perjalanan ke Bukit Menjuluk. Karena sulitnya medan, kru tv memutuskan untuk menyewa pedati (jawa: cikar) untuk mengangkut peralatan shooting . Sementara itu, tim pecinta alam menyusuri jalan setapak yang sedikit licin karena habis diguyur hujan pada malam harinya. Tibalah rombongan di lereng Bukit Menjuluk yang landai, sangat cocok untuk mendirikan tenda. Jarum jam menunjukkan pukul satu siang, saya bersama tim memutuskan mencari keberadaan makam kuno yang konon milik penyebar islam di Sedayulawas pada masa lampau. Ternyata kami sempat kebingungan mencari keberadaan makam kuno tersebut. Setelah beberapa saat kami menemukan makam kuno tersebut yang hampir tak terlihat karena ditumbuhi semak belukar.Segera kami membabat semak itu. Saat itu terlihat jelas keberadaan makam kuno tersebut. Terdapat tiga makam berjejer di tempat itu. Senja semakin gelap, kami pun harus kembali ke tenda untuk melakukan persiapan ritual di makam kuno tersebut. Setelah sholat maghrib, kami lanjutkan dengan ritual tahlil. Kemudian kami kembali menuju makam tersebut dengan penerangan senter. Kami berniat menguak misteri makam kuno tersebut. Seorang paranormal dari acara tv tersebut kemudian mendeteksienergi makam kuno itu. Lalu kami menuju tempat yang agak lapang untuk melakukan proses mediumisasi sosok penjaga makam kuno itu. Setelah berkomat-kamit membaca mantra, tubuh paranormal itu kejang dan rubuh di tanah, merayap dan
mendesis-desis layaknya ular. Host acara tv mencoba berdialog dengan sosok arwah yang merasuki tubuh paranormal itu. Sosok itu mengaku bernama Ki Munjayani yang bertugas menjaga makam kuno tersebut. Rupanya Ki Munjayani tidak sendiri, ia ditemani sosok kembarannya yang bernama Ki Munjayana. Setelah sadar, paranormal itu lalu meminta alat tulis kepada kru untuk membuat sketsa dua sosok ular ghaib penjaga makam kuno itu. Ia lalu mulai mengoreskan ujung pensil di selembar kertas, lambat laun sketsa sosok itu semakin jelas menggambarkan ular raksasa dengan mahkota di kepalanya. Kami terpana dengan hasil sketsaitu. Mata kami pun terbuka, bahwa ada makhluk lain di sekitar kita yang harus kita hormati keberadaannya. Tidak saling mengusik satu dengan lainnya. Acara malam itu kami akhiri dengan atraksi api unggun dengan penampilan yang mendebarkan seperti hipnotis, berjalan di atas bara api, mengangkat seseorang dengan dua jari, dan lain-lain. Setelah itukami beranjak tidur di tenda membawa misteri Bukit Menjulukke alam mimpi.(*)

340 tanggapan untuk “MISTERI BUKIT MENJULUK”

  1. k.m tejo..
    La saya ngarep hujan malah
    G dteg”
    Pakde Giri…
    Salim sungkem..
    Cocok kalo jd konsultan…
    Cah kiyah
    Yarohman yarohim..yg punya welas asih…qi qi qi
    Mbae jagal
    Emag mugkin karna kita mohon ampun…

    Suka

  2. yai @giritirto, bukannya saya dah nulis komen di amr (most wanted) …. kan dah ada disitu, tinggal diamalkan “tak beri satu perminta … an, monggoo”

    Suka

  3. kertaraharja..
    Met malem salam kenal
    Pakde..kmna ya
    Romo sendiko dawuh
    Ini mlem kyae jg tepat…
    Krn dpntu tulisany tiap mlam ini..
    Cuma nugu bntar tk ikut ngabisin klobot mpe 2btag dulu..

    Suka

  4. @km kerta raharjo…salam salim. Met kenal..
    @km betutu.,salam .kangmas ..ngih ampun kenceng2 sing gedrouk-e suku…la yo goyange tekan ibu kota tangerang…he..he..he..

    Suka

  5. tergantung situasi dan kondisi badan…eyank.!
    Klu yang 100 x…insyaalloh lengkap
    yg 113 klu gk salah ngih…diawal genap eee di penutupnya gk lengkap…sampun leplepan…

    Suka

  6. om @gajah Om @giri, ya ndak apa2 … wong wiridan itu bukan wajib kog. ya sak selo waktune sing ngamalke, ojo dipekso-pekso.

    lebih bagus lagi kalo ba’da sholat fardhu baca istighfar minimal 1111x trus melanggengkan wudhu selama 41 hari, gampang tapi susah niki.

    Suka

  7. yai @giritirto, penutupannya (kalau dah ndak kuat) silahkan dikurangi … misalnya menjadi 11x saja ndak apa. tapi yg diawal, kalo bisa jgn dikurangi.

    Suka

  8. ya kan tadi saya bilang gampang tapi susah. wudhunya mungkin gampang, tapi menjaganya yg susah. soalnya kita sering berinteraksi dengan koleganya masing-masing. gitu ya de.

    Suka

  9. la kok njenengan madani to km rawit gajah…kita gk pernah janjian lo ..@km betutu …wah medeni njenengan ki malahan…koyo tembange mbah semar..
    Ngih insyaalloh siap gk di kurangi…

    Suka

  10. intinya kan gini, silahkan saja yang sekiranya perlu diwiridkan, sesuaikanlah dengan pribadinya masing-masing. pokoknya lillahi ta’ala. lagipula, tak satupun firman alloh swt. yang menyatakan untuk memberatkan hambanya. kecuali sholat lo ya. kan kalo sholat dah jgn ditawar lagi.

    Suka

  11. Leres sanget romo,intinya lilahita’ala..kdg mmang klo blm djlani kyae brat,tp stlah djlani y alhmdllah g bgtu berat..

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Rawet_G@jaH Batalkan balasan