7 MATA AIR HIDUP

Audhubillahi minash-Shaytan irrajiim. Bismillah irrahman irrahiim. Dastuur ya sayyidi madad. Nawaytul arba‘iin, nawaytul itikaf, nawaytul khalwa, nawaytul ‘uzla, nawatul riyaada, nawaytus suluk, fii hadhal masjid lillahi ta‘ala al-‘adhiim.
Salam dan hormat ke semua
image

sesepuh sbm.Dan salam sayang ke semua penghuni dan pembaca blog sbm ini.

Al-hal adalah kondisi ruhaniah seseorang, yang menentukan sampai ke level mana dia akan diangkat dan bagaimana dia mengalami (menangani ?) inspirasi melalui jantungnya. Sebagian besar hal adalah hasil olah amal nya. 
Al-feyd adalah pancaran ke luar (nampak) atau pancaran cahaya langit (surgawi) yang dikirim langsung oleh Allah , yang turun kepada seseorang itu tanpa upaya atau interferensi nya. Keduanya  menimbulkan rasa beda (tersendiri) dalam diri pribadi tadi. 
karakteristik yang bermacam ini datang kepada seseorang dari tujuh mata air yang berbeda, masing masingnya mengalir dari sumber yang khas (unik). Kondisi (level) yang beragam yang dialami seseorang dipengaruhi oleh jenis khusus malaikat yang ditugasi Allah untuk membantu mereka berproses dari level (tataran) ruhaniah satu ke level berikutnya. 

Tataran (level) mata air surgawi pertama diantara tujuh mata air itu diselenggarakan oleh malaikat yang khusus diciptakan dan ditugaskan Allah untuk mengilhami (memberi inspirasi) tindakan para abdi Nya. 
Para malaikat ini mengirimkan pikiran, ilham (inspirasi) dan kuasa, yang kesemuanya itu merubah seseorang yang secara visual nampak. Para malaikat ini sesungguhnya memberi petunjuk (arahan) kepadanya melalui inspirasi. Dia mengalami keadaan (rasa) pemekaran kebahagian dan melayang,atau keadaan (rasa) sesak (karena) gangguan dan ketidak bahagiaan.

Seseorang pada tataran (maqam) ini, kalau tidak dalam keadaan (merasa) lega (mekar), ya dalam keadaan (merasa) sempit. Itu semua tergantung bagaimana jantung (hati?)nya mengolah inspirasi yang menggerakkannya melalui keadaan (rasa) yang berbeda itu, kalau dia tidak tertawa, ya dia menangis, atau dalam keadaan bingung. Juga, bagaimana jantungnya mengolah inspirasi ini tergantung amal nya.   Jika dia melakukan kesalahan dia mungkin menangis dan merasa kapok (tobat). Jika dia melakukan kebaikan dia mungkin merasa bahagia atau sukacita (ridho) bahwa Allah ridho kepada nya.  Jika dia bersikap baik dalam semua situasi (keadaan rasa), mashaAllah, melakukan dzikir, sukacita, menerima tajalli Allah, dia akan berada dalam keadaan melayang-layang (ecstase), tersenyum, atau menangis karena cintanya kepada Allah atau karena takutnya kepada Nya. 
Kesemua ragam rasa (situasi batin) ini diilhami oleh malaikat tadi itu, dan disebut sebagai hal: situasi batin yang dialami oleh abdi Allah. Segala sesuatu di dunia ini dijaga dan diawasi oleh malaikat yang kepada mereka itu Allah menugaskan kewajiban dan tanggung jawab khusus.

Mata air kedua yang mencapai abdi Allah dilaksanakan oleh jenis malaikat yang lain lagi, yang membuatnya menyadari apa saja yang telah dicapainya, agar supaya maju ke level ruhaniah yang lebih tinggi. Inilah (sebabnya) mengapa kadang-kadang seseorang mendapati diri mereka dalam keadaan buruk, yang mereka sangat sesali, dan sekonyong-kongyong keadaan itu menuju kepada keadaan yang kita sebut faraj, sebuah bukaan (kesempatan) positive untuk mereka dalam kehidupan mereka, yang membawa mereka kepada kebahagiaan. 
Jenis manusia yang menjadi diri kita didasarkan (bergantung) kepada ‘amal kita, yang baik dan buruk, kepada posisi baik dan buruk yang kita ambil dalam hidup ini, dan pengaruh baik dan buruk yang kita miliki di sekitar kita. 
Ini adalah dasar bagi ilmu psychology (‘amal al-nafs), yang mengungkapkan psychology dan kepribadian seseorang. Tetapi, ilmu (pelajaran) seperti itu tidak dapat menentukan level ruhaniah seseorang. 
Sementara level pertama dan kedua diselenggarakan kepada masing-masing orang oleh malaikat, mata air ketiga berbeda. Pada Hari Perjanjian, ketika semua hanyalah atom di Hadhirat Illahi, ketika Allah menciptakan jati-diri mu, rahasia mu, dzat mu, Dia juga menetapkan kamu dalam asuhan
Murshid mu, yang membimbing kamu melalui tataran jiwa (internal) mu kepada peran yang ditakdirkan bagimu dalam hidup ini, dan dalam cara-cara untuk meningkatkan dirimu.  Murshid ini tahu ilham (inspirasi) apa yang dibawa para malaikat ke dalam jantung mu, membimbingmu kepada hasil yang terbaik, dan menyingkirkn kebimbanganmu. Ketika feyd itu turun kepadamu, Murshid ini menyalurkan
itu melalui suatu cara yang akan mengangkat dirimu kepada level ruhaniah yang lebih tinggi. 
Jadi, untuk kepentingan murid, Murshid itu menyeimbangkan hal dan feyd, kondisi di dalam (ruhaniah) bersama-sama dengan kucuran (emanasi) langi (surgawi). Meskipun terdapat ratusan Murshid at-Tabarruk, Murshid at-Tazkiyyah, dan Murshid at-Tasfiyya, dalam setiap abad terdapat hanya satu
(seorang) Murshid at-Tarbiyya: seseorang yang membawa Bendera Irshad (petunjuk). 
Dia adalah sumber, mata air yang mengalir dari jantung (nya) ilmu. Dia menerima petunjuk langsung dari Nabi {s.a.w.} dan menyalurkannya kepada semua Auliya lainnya. Sementara terdapat 124,000 Auliya yang berbeda-beda pada setiap saat, hanya ada satu pewaris Nabi, Dia memiliki kemampuan dan izin untuk mengangkat Auliya, dan (pada gilirannya) mereka ini dapat mengangkat kita semua.  Ketika Murshid at-Tarbiyya meninggalkan dunia ini, dia menyerahkan warisan yang diterimanya dari Nabi kepada wali lainnya. Dengan cara ini, pada setiap saat hanya ada seorang Murshid at-Tarbiyya di dunia ini.Allah meberikan izin kepada Nabi – dan dari Nabi kepada Murshid itu .untuk memiliki kontak dengan semua the Auliya, bahkan yang telah berada dalam hayyat al-Barzakh.

Untuk mengambil manfaat dari para Auliya (dalam hayyat al-Barzakh),Murshid at-Tarbiyya itu meng-identifikasi kekuatan dan hal khas apa saja yang mereka miliki masing-masing, yang diambilnya dari mereka dan menyalurkannya kepada Murshid at-Tabarruk, Murshid at-Tazkiyyah,Murshid at-Tasfiyya, dan kepada para pengikutnya. 

Namun, hanya mereka yang telah mencapai tahap (level) murid dalam tariqat tertentu seperti naqsabandiyah yang mencapai level tertinggi dari bimbingan dan yang adalah pencari pada jalan itu, dapat menuai keuntungan dari Auliya Barzakh, dan bahkan itupun, hanya melalui Murshid nya.Untuk betul-betul berkomunikasi dengan dan menyerap manfaat dari ruh dalam qubur, seseorang harus telah menguasai ego nya, dan sasaran satusatunya haruslah Hadhirat Illahi. Orang khusus ini berada dibawah
bimbingan Murshid at-Tazkiyya dan mereka telah mencapai sebuah keadaan keberadaan yang peka ta-rata) tidak dapat menyerap manfaat dari orang Barzakh karena mereka tidak memiliki koneksi itu, dan karena itu tidak dapat menerima ilham (inspirasi) atau bimbingan dari Auliya yang telah pergi ke alam berikutnya, yang tidak lagi menggunakan kekuatan fisik mereka. 

Namun orang kebanyakan dapat menyerap manfaat dari Auliya yang masih hidup, karena mereka menyadari hidupnya melalui domain (wilayah) fisik. Sedemikian rupa, Auliya hidup dapat mencapai mereka (orang awam) pada kedua tataran fisik dan ruhaniah. 
Jika seseorang mencari jalan (kepada) Allah dalam cara manapun dari empat puluh satu torekoh, dan tidak mencapai tataran wali bertaraf tinggi, akan datang kepadanya perintah untuk menyelesaikan I’tikafnya itu di alam kubur. 
Jangka waktu I’tikaf tersebut bervariasi dari empat puluh hari sampai lima atau tujuh tahun, dan itu adalah 70,000 kali lebih sukar dibandingkan I’tikaf di dunia ini. Seseorang yang telah menyelesaikan I’tikafnya di dunia ini dan yang telah mencapai keadaan keberadaan yang peka di sini di dunia ini, akan lebih tinggi level ruhaniahnya dibanding dengan mereka yang mencapainya saat dalam qubur.

BERSAMBUNG ,,,,,,

Semoga bermanfaat dan menamnbah wacana dalam diri .
image

Kiriman andi jati semarang

11 tanggapan untuk “7 MATA AIR HIDUP”

Tinggalkan Balasan ke abu david Batalkan balasan